Banner 468 x 60px

 

Kamis, 31 Maret 2022

BIAYA PUBLIKASI MAHAL. LANJUTKAN PROSES?

0 komentar

Seringkali kita sudah menyiapkan artikel sesuai syarat dari pihak Jurnal namun kita terkendala pada pada mahalnya biaya publikasi. Untuk informasi bahwa biaya publikasi pada Jurnal Nasional Terakreditasi Sinta 2 berkisar Rp 1.500.000 - Rp 2.500.000,-. Di zaman kerja pada kampus swasta, biaya segini bukanlah kendala. Namun bekerja di kampus negeri dengan gaji yang tidak begitu besar, return yang tidak begitu tinggi, biaya ini sangat mahal. 

Sebenarnya proses publikasi ini bertujuan untuk apa? Lama-kelamaan proses ini menjadi proses kapitalisme ilmiah. Mengapa? Karena ide dari akademisi yang sudah dikembangkan menjadi temuan-temuan baru bukannya dihargai dan diberikan ruang untuk publikasi, malah dikenakan biaya yang tidak sedikit juga. Iya, ini benar-benar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang memberatkan dosen. 

Berbeda halnya dengan kondisi kampus yang mendukung secara dana dan daya proses publikasi ini. Dosen pasti sangat giat untuk menghasilkan karya-karya berkutu untuk publikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. 

Namun janganlah biaya dijadikan kendala untuk berkembang dan mengembangkan ilmu ya. Mari tetap tegakkan kepala ke depan, maju terus. Bayar saja biayanya demi banyak orang. Karena artikel kita akan diakses oleh siapa saja maka kita harus membayar mahal untuk itu. 


Salam Menulis, 

Read more...

Rabu, 30 Maret 2022

KONSISTENSI, KELENGKAPAN, DAN FENOMENA

0 komentar

Hal yang harus diperhatikan ketikan membimbing skripsi adalah:

  1. Konsistensi
  2. Kelengkapan
  3. Fenomena

Read more...

PENGATURAN SESUAI TEMPLATE JURNAL

0 komentar
Read more...

Selasa, 29 Maret 2022

LAYANI SECARA MAKSIMAL

0 komentar
Read more...

ISTIRAHAT MENULIS?

0 komentar

 28 Maret 2022









Read more...

Minggu, 27 Maret 2022

CARA MEMBUAT KARTU ANGGOTA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

0 komentar
Read more...

Jumat, 25 Maret 2022

KAPITALISASI DALAM JURNAL

0 komentar
Proses publikasi jurnal cenderung memakan banyak biaya. Banyak dari kita yang belum memahami alasannya apa? Ternyata jurnal yang mempublikasi artikel kita harus mengeluarkan biaya untuk menyewa jasa reviewer untuk mereview apakah artikel kita sudah layak untuk dipublikasikan atau belum? Biasanya untuk Jurnal Terakreditasi, mereka harus menyewa jasa blind review kemudian double review. Ini tentu makan waktu dan biaya. Itu sebabnya jurnal-jurnal Ilmiah mengenakan tarif publikasi. 
Di sisi lain ada Jurnal yang memang memanfaatkan ini sebagai lahan mencari duit. Tanpa proses review, asal publikasi seger. Penulis diminta mentransfer biaya publikasi sesegera mungkin agar LoA langsung jadi. OMG. Dan tarif untuk yang tipe express seperti ini adalah Rp2.000.000 s/d Rp3.000.000,-. 
Sungguh sangat ironis!
Read more...

FOKUS KEJAR KUALITAS

0 komentar

 25 Maret 2022

Read more...

Kamis, 24 Maret 2022

CARA MENELUSURI ARTIKEL BERMUTU

0 komentar

Penulisan yang berkualitas ditentukan oleh referensi yang berkualitas juga. Sebelum penulisan dilakukan sebaiknya kita mengumpulkan artikel relevan sebanyak mungkin. Tentu artikel keluaran terbaru. Beberapa Jurnal Terakreditasi mensyaratkan artikel yang dipublikasikan 8 tahun terakhir. 

Saat artikel sudah memenuhi target pencarian (minimal 10 artikel) maka kita bisa mulai mereview dan menginput ke dalam Bank Data. Topik mengenai Bank Data sudah pernah ditulis pada tulisan sebelumnya. 

Tulisan kali ini berfokus pada bagaimana kita menelusuri artikel bermutu tadi. Ada beberapa cara:

  1. Mengetik judul pada Google dan membuka judul tersebut satu per satu. Perhatikan pada bagian atas (pojok) artikel apakah ada nama Jurnalnya? Jika ada dan lengkap dengan volume dan tahun maka silakan copy nama jurnal tersebut. Kita akan masuk pada Operating Journal System (OJS) dari Jurnal tersebut. Cek pada halaman (home) OJS tersebut, jika tercantum lambang Sinta dengan tambahan angka Sinta 2 sampai Sinta 6 maka itulah Jurnal terakreditasi. Kita sudah aman merujuk pada artikel tadi. Mengapa? Karena artikel tersebut bermutu. Artikel pada jurnal Sinta 1 dan Sinta 2 kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan Sinta 3 sampai Sinta 6. 
  2. Menggunakan Sci-Hub --> Beberapa artikel sangat sulit diakses karena dipublikasikan pada Jurnal yang berbayar. Namun jangan kecewa dulu karena kita masih punya cara untuk mendapatkan artikel tersebut. Caranya, carilah kode DOI dari artikel tersebut. Biasanya ada di halaman cover (utama). Jika sudah menemukannya, silakan copy DOI tersebut dan masuk ke lama web yang baru dengan mengetikkan kata: Sci-Hub. Setelah enter, kita akan melihat tampilan seperti burung dengan kunci pada paruhnya.  Ada kotak yang muncul pada lama tersebut juga. Silakan tempelkan (paste) kode DOI yang telah kita copy sebelumnya pada kota tersebut kemudian enter. Artikel yang kita cari tadi akan muncul dalam bentuk PDF. Silakan diunduh.
  3. Jika kampus kita berlangganan dengan EBSCO maka ini suatu keberuntungan besar bagi kita. Mengapa? Karena kita bisa mendapatkan akses untuk mengunduh dan berselancar di dunia artikel bereputasi dengan bebas. Kapan saja dan di mana saja. Kita harus simpan username dan password-nya dengan baik sehingga tidak kehilangan jalan untuk akses jurnal-jurnal internasional bereputasi ini.
  4. Mendaftarkan diri sebagai anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ini jalur terbaik untuk akses artikel-artikel terbaik. 
  5. Mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan internasional.
Ini beberapa cara untuk menelusuri artikel bermutu. Semoga bermanfaat buat rekan-rekan pembaca sekalian. 

Read more...

Selasa, 22 Maret 2022

MEMBUAT BANK DATA

0 komentar

Penulisan artikel ilmiah memerlukan banyak referensi agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk itu, kita perlu mencari dan menelusuri artikel-artikel yang relevan dengan topik yang kita teliti. 

Artikel yang bagus ditentukan dari referensi yang digunakan. Jika referensi yang kita gunakan adalah referensi yang terpublikasi di Jurnal Internasional, Jurnal Nasional Terakreditasi, atau Prosiding yang bagus, maka bobot artikel kita juga pasti bagus.

Untuk mencapai hal tersebut, saya biasanya membuat 'Bank Data'. Apa itu Bank Data? Bank Data adalah suatu file yang berisi ringkasan seluruh artikel yang telah kita baca. File ini saya siapkan dalam format Microsoft Excel dengan kolom-kolom sebagai berikut: Nomor Urut, Nama Penulis, Judul Artikel, Hasil Penelitian, Nama Jurnal, dan Tahun Publikasi.

Setelah membaca banyak sekali artikel jangan ditutup begitu saja. Mengapa? Karena ingatan kita itu hanya bisa menampung 20% dari total keseluruhan artikel yang kita baca. Jadi, simpanlah semua unsur yang telah dibaca tersebut ke dalam Tabel Bank Data. 

Sewaktu-waktu ketika kita menulis artikel berikutnya dan masih relevan dengan topik sebelumnya maka kita bisa menggunakan Bank Data tersebut kembali. Bermanfaat, bukan? 

Ide ini saya dapat dari senior saya yang juga menjadi inspirator saya, Ibu Dr. Ina Hinga. Beliau sangat aktif menulis dan memenangkan banyak sekali hibah-hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hasil buah pikir beliau banyak yang sudah menjadi karya nyata juga, misalnya batik bermotif tenun dari Sumba. Kebetulan beliau adalah orang Sumba juga. Kami orang Indonesia Timur.


Salam, ya! 


Read more...

Senin, 21 Maret 2022

CARA MENULIS PROPOSAL PENELITIAN

0 komentar

Hari ini menguji proposal di Jurusan Akuntansi. Sangat banyak penulisan yang tidak sesuai kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya, kata keterangan tempat ditulis sambung, kata kerja ditulis terpisah, kata serapan tidak ditulis miring, awal kalimat menggunakan kata penghubung, satu paragraf memuat banyak pokok pikiran, dan lain sebagainya. Ada mahasiswa yang bahkan tidak memasukkan daftar pustaka. Ada juga yang mengutip di isi tulisan tetapi tidak mencantumkannya di dalam daftar pustaka. 

Penulisan proposal ilmiah adalah penulisan yang harus berpadanan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Read more...

Minggu, 20 Maret 2022

BELAJAR MENULIS IDE BARU

0 komentar

Koperasi simpan pinjam adalah salah satu lembaga keuangan lainnya yang cukup terkenal di kota ini. Pinjaman macet juga cukup tinggi. 

Simpanan nasabah dianggap sebagai hutang bagi koperasi. Selanjutnya, pinjaman nasabah dianggap sebagai hutang. Pinjaman koperasi di bank dianggap sebagai hutang.

Jika koperasi mengutamakan nilai-nilai sosial maka ada persoalan lain yang akan dihadapi yakni tagihan yang macet. Terkadang ada yang sampai miliar. So sad. Jika perasaan yang ditaruh di depan maka bahayalah itu.

Read more...

STAY FOCUS TO POSITIVE THINGS

0 komentar
Ada musim untuk semua hal, termasuk musim menulis. Revisi yang menumpuk membuat kita merasa berat. Namun belajarlah untuk konsisten. 
Read more...

Sabtu, 19 Maret 2022

TERUS BERUPAYA

0 komentar

Hari ini kami Jurusan Akuntansi berkunjung ke Desa Asilulu, Maluku Tengah. Hampir seluruh dosen di jurusan ikut dalam trip ini. Sungguh beruntung.  Memang kita harus berupa untuk menjaga kekeluargaan.  Teruslah berupaya membangun keharmonisan di dalam kekeluargaan itu. 

Jangan kecewa jika belum berhasil. Apa yang sedang kita latih dengan tekun hari ini yang menentukan pencapaian kita di masa mendatang. Hanya saja kita tidak boleh kehilangan kesadaran untuk terus berlatih.


Read more...

Jumat, 18 Maret 2022

BISNIS JURNAL

0 komentar
Sekarang ini ada jalan pintas untuk publikasi artikel di jurnal terakreditasi. Entah bagaimana jalan pikir para pengelola jurnal, mereka dengan gampang menerima artikel tanpa review terlebih dahulu. Tidak semua jurnal terakreditasi seperti ini. Hanya beberapa saja. Mereka mengenakan tarif yang sedikit mahal dengan jenis produk ekspress. Hati jadi sedih juga. Apakah dalam jangka-jangka waktu ke depan, akan muncul banyak perlakuan seperti ini? Penulis membayar tarif lebih agar artikelnya dapat dipublikasikan dengan segera? Oh. Semoga segera berubah ke arah yang lebih baik. 
Read more...

Rabu, 16 Maret 2022

BEKERJA DALAM TIM PENELITIAN

0 komentar

Kita harus terlatih menjadi orang yang mau pasang badan demi kesuksesan tim. Kekuatan anggota tim yang satu harus melengkapi kekurangan anggota tim lain. Saling berkolaborasi untuk mendapatkan hasil terbaik. Jangan berfokus pada kelemahan tim, berfokuslah pada kekuatan tim. 

Sama halnya dengan tim penelitian. Penelitian harus digarap dengan maksimal agar menghasilkan luaran yang berkualitas. Dimulai dari perencanaan riset sampai publikasi tentu setiap anggota tim memiliki skillnya masing-masing. Ada yang unggul dalam menyusun perencanaan penelitian atau proposal. Ada yang mampu mengambil data, ada yang lihai mengolah datanya, dan ada yang lebih menguasai pencarian literaturnya.

Semua tim dengan keadaan kelebihan masing-masing. Untuk itu, semua orang yang tergabung dalam tim harus memaksimalkan upayanya untuk jadi yang terbaik dalam tim agar hasil yang dicapai maksimal. Selamat Bermaksimal, teman! 

Read more...

Selasa, 15 Maret 2022

MEMESAN SLOT ARTIKEL KE JURNAL TUJUAN

0 komentar

Pagi ini kami menghubungi salah satu rekan dosen yang juga adalah editor in chief di salah satu jurnal Nasional. Ternyata sepanjang tahun 2022, semua slot artikel sudah penuh. Editor menyarankan untuk masuk ke slot tahun berikutnya yaitu Januari 2023.

Kami memesan saja. Ini dimaksudkan agar kita tetap terlatih mengejar deadline dan tetap produktif. 

Read more...

Senin, 14 Maret 2022

BERDARAH-DARAH MENGERJAKAN REVISI EDITOR

0 komentar

Proses menulis yang panjang itu selalu menyita banyak waktu. Namun ada bahagianya jika kita melihat artikel kita sudah terpublikasi dan dibaca bahkan dikutip oleh banyak orang.


Read more...

Minggu, 13 Maret 2022

MENCARI IDE PENELITIAN

0 komentar

Ide bisa muncul ketika lagi santai. Terkadang ide muncul saat kita sedang menghabiskan waktu dengan keluarga atau bahkan saat kita sedang tidak mau memikirkan penulisan itu sendiri. Ini alasan mengapa penulis itu sering dibilang tidak punya waktu senggang.

Kita bisa menemukan ide saat pergi ke pasar dan melihat pedagang ikan yang sedang berteriak menjajakan ikannya. Atau saat kita melihat seorang anak kecil menjual kue di setiap sore hari. Dari sini bisa muncul ide tentang daya tahan usaha mikro.

Ide menjadi mahal jika ide itu bisa jadi sesuatu yang bisa dinikmati orang lain. Ya, katakanlah ide tentang daya tahan usaha mikro. Ide bisa dinikmati jika sudah menjadi publikasi. 

Saya teringat satu kisah. Saya selalu merasa iba saat melihat orang berdagang di pinggiran jalan atau di pasar. Iba dengan petani, nelayan, dan profesi-profesi "kecil' lainnya. Waktu itu musim pandemi, saya lihat mereka tetap berjualan. Sekalipun sudah ditegur oleh Satpol-PP. Saya kemudian menemukan ide untuk menulis tentang daya tahan pelaku usaha perempuan di masa pandemi. 

Saya mengambil langkah untuk menyusun kuesioner dan mulai mengatur rencana untuk turun lapangan. Tidak lama, saya langsung observasi dan wawancara. Berjuang juga. Keliling kota Manado dari pagi sampai malam. Lumayan dapat beberapa responden. Sampai akhirnya terkumpul sekitar 30 responden perempuan pelaku usaha mikro di kota Manado. Singkat cerita, artikel dipublikasi dalam Jurnal Ekonomi Indonesia. Ide yang berkahir pada publikasi.

Namun dalam jangka panjang, ide jangan hanya berakhir pada artikel. Ide harus berkembang pada paten atau kekayaan intelektual. Kiranya kita bisa, ya!

Read more...

Sabtu, 12 Maret 2022

PROSES MEMBONGKAR NASKAH KEMBALI

0 komentar

Saat editor meminta kita merevisi artikel maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah membaca dengan teliti setiap catatan revisi dari Editor. Setelah dipahami, mulailah menggarapnya. Jangan ditunda-tunda, ya! Karena itu akan kebablasan. Kita harus merevisi dengan segera agar artikel kita segera dikirim ke reviewer. Lebih cepat, lebih baik. Namun bukan berarti kita menyepelekan kualitas ya. 

Belakangan ini saya berlajar menarik intisari dari setiap artikel yang saya baca dan menyadurkan intisari tersebut ke dalam artike yang sedang saya tulis. Ini sangat membantu kita untuk menulis artikel dengan tidak bertele-tele.

Proses merombak artikel memang bukan hal yang mudah. Bayangkan saja, apa yang sudah kita susun, harus kita rombak kembali agar memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku di Jurnal target. Jika itu harus dilakukan dengan menyadur dari artikel lain, maka bacalah terlebih dahulu artikel tersebut kemudian kutip ke dalam artikel kita. 

Proses menulis artikel jurnal memang tidak seperti menulis asal-asalan. Kita harus benar-benar fokus dan tenang di dalam mengerjakannya. 

Jangan lupa meng-copy file barulah melakukan proses revisi. Ini dimaksudkan agar kita tetap terarah menjalani proses revisi sampai selesai.


Read more...

MERESPON SARAN EDITOR JURNAL

0 komentar

 12 Maret 2022

Kita harus siap sedia di segala waktu setelah mengirimkan artikel kepada Jurnal. Editor dapat langsung menghubungi melalui email untuk menyampaikan tanggapan terhadap artikel kita. Tanggapan tersebut dapat berupa gaya selingkung artikel yang belum sama persis dengan yang ditetapkan oleh jurnal. 

Selain itu, garis-garis besar dari artikel kita yang belum sesuai dengan konten Jurnal juga menjadi hal penting yang ditanggapi oleh editor. Garis-garis besar tersebut seperti:

  1. Struktur kalimat di dalam bab pendahuluan. Paragraf pertama seharusnya memuat isu apa, paragraf kedua, dst.
  2. Jumlah halaman juga menjadi sorotan sang editor. Umumnya jumlah halaman untuk artikel dengan pendekatan kuantitatif ditetapkan lebih sedikit dibandingkan dengan kualitatif. 
  3. Isi penulisan harus lebih mengarah kepada scope Jurnal. Misalnya, Jurnal A secara khusus memuat artikel-artikel dengan bobot ilmu saintifik akuntansi dibandingkan terapan.
  4. Jika artikel ditulis dalam bahasa Inggris maka struktur kalimat harus diperhatikan yakni berbentuk SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan), jangan dibalik.
  5. Jika artikel menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan wawancara maka editor akan menyarankan untuk memasukkan tabel daftar responden yang diwawancarai.
  6. Editor juga akan menanggapi soal teknik analisis data yang kita gunakan. Jangan sampai kita lupa mencantumkannya di dalam naskah.
  7. Editor juga akan sangat tertarik pada referensi kita. Kita akan disarankan untuk mencari referensi dari jurnal-jurnal terindeks Scopus yang terpublikasi 8 tahun terakhir.
  8. Kita perlu mencantumkan teori yang kita pakai untuk melihat persoalan yang diangkat pada bagian latar belakang.
  9. Editor akan memberikan arahan untuk mengirimkan kembali artikel yang telah kita revisi berdasarkan tanggapan mereka. Proses mengirim ini harus dilakukan melalui OJS Jurnal yang bersangkutan, bukan melalui email.
  10. Ada beberapa jurnal yang tidak ingin memasukkan gambar di badan naskah. Terkadang editor meminta kita untuk menghapus gambar yang telah dicantumkan. It is OK. Just follow their rules!

Pada umumnya, editor akan membantu author untuk memperhalus artikelnya sebelum dikirim ke reviewer. Ini tanggapan yang kira-kira dapat kita terima dari para editor jurnal. Semakin tinggi prestasi jurnal, maka tentu semakin kritis editornya. 

Sebagai author mari kita bangun mental tahan uji dan disiplin agar kita selalu terlatih berbobot. Jangan membiasakan diri mengangkat tangan dari tanggapan editor karena mereka adalah orang yang membantu artikel kita menjadi lebih berkualitas, bernilai manfaat. 

Tetap semangat menulis dan meneliti. Menulis adalah spiritual journey. Enjoy it and one day you will see something grow up. Don't give up! 


Read more...

Jumat, 11 Maret 2022

MENGHINDARI ASUMSI YANG KELIRU KETIKA MENULIS

0 komentar

Meneliti adalah proses mencari intisari yang dapat dijadikan solusi bagi masyarakat luas. Untuk itu, seyogianya peneliti perlu menghindari asumsi yang tidak perlu. 

Kita perlu merangkai ketekunan kita dari level terendah sampai level tertinggi. Hal ini bertujuan untuk membangun paradigma berpikir yang lebih kritis dan berbobot dibanding sekedar menciptakan asumsi yang tak berdasar ilmiah. 

Ketekunan menghasilkan pengalaman dan pengalaman itu tidak akan sama dengan pengalaman orang lain. Pengalaman tersebut akan sangat powerfull ketika kita bagikan ke orang lain. Seperti ada peribahasa mengatakan pengalaman berbicara lebih banyak dibanding sekedar kata-kata. 

Janganlah kita membangun asumsi dan tinggal di dalam asumsi itu. Sebaiknya kita mulai membuka banyak artikel dan membacanya bergantian agar daya berpikir kita semakin meningkat. 

Sebaiknya juga kita menyaring apa yang kita lihat di media sosial. Ini membantu kita untuk berpikir waras. Ya, tentu. Mengingat sosial media itu penuh dengan input yang sangat random. Jika kita salah menyerap maka ada input yang masuk dan menjadi asumsi baru di dalam pikiran kita. 

Ingat, menulis adalah perjalanan spiritual. Menulis lah dengan jujur, seperti kita berbicara dengan Tuhan. Jangan pakai asumsi nanti bisa kesasar.


Read more...

Kamis, 10 Maret 2022

SHARING KNOWLEDGE

0 komentar

10 Maret 2022

Kali ini saya tergabung dalam tim Road Map Penelitian Fakultas. Beruntungnya, ketua tim ini sangatlah murah hati. Beliau suka membagikan ilmu dan pengalaman.

"Belajar dan mendapatkan pengalaman itu nilainya lebih tinggi dari uang. Untuk itu, saya suka tergabung dalam tim seperti agar supaya saya dapat belajar.", Begitu katanya. 

Supaya kita penuh dengan ilmu, pengalaman dan nilai-nilai kehidupan maka kita perlu merendahkan hati supaya kita terisi. 

Sharing knowledge adalah cara kita mempermudah akses data di masa depan. Jangan tahan-tahan ilmu kita, bagikan itu dan dia tidak akan pernah habis. 

Proses penelitian juga merupakan alur berbagi ilmu dengan orang lain. Dimulai dari para responden yang kita jumpai di lapangan sampai para pembaca artikel yang kita publikasikan. Yah, hidup adalah proses berbagai. 

Aura penelitian adalah berbagi ilmu. Ketika proses pengambilan data sudah selesai, jangan segan untuk membangun diskusi dengan para senior atau rekan kerja kita. Saat brainstorming ini dilakukan tentu ada intisari yang diambil darinya. Saat intisari sudah diambil, jangan lupa pula untuk membagikannya kepada masyarakat luas. Ini yang terpenting. 

Ilmu jangan ditahan-tahan. Ilmu haruslah dibagi-bagi. Sampai kita melihat sesuatu tumbuh di dalam proses menuntut dan mengembangkan ilmu tersebut.

Selamat Berbagi Ilmu, Teman :)

Read more...

Rabu, 09 Maret 2022

TETAPKAN STANDAR DI AWAL!

0 komentar

Penelitian perlu memiliki standar agar terarah. Standar yang dimaksud ini adalah seperti standar untuk melakukan proses penelitian dari pengambilan data sampai pelaporan hasil penelitian di dalam artikel. Semua tahapan ini harus dilakukan dengan standar yang diatur oleh peneliti sendiri.

Misalnya, saya punya standar untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil data langsung dari para responden kunci, seperti nelayan utama di lokasi tertentu. Ini berarti saya tidak boleh mengambil responden lain selain standar saya tadi. 

Standar diperlukan agar data kita tetap terkendali, tidak berubah-ubah sesuai maunya kita. Terkadang standar juga menjadi patokan sehingga kita tidak perlu lari jauh dari rencana penelitian kita. 

Rencana penelitian diawali dengan ide terlebih dahulu. Ide ini datang dari rasa ingin tahu kita, atau rasa ingin membantu kita. Penelitian yang didasarkan oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin membantu membuat seorang peneliti pasti berjuang dengan gigih untuk mendapatkan data sampai mengelola data dengan baik, bahkan menyajikan dalam artikel jurnal dan dipublikasikan kepada masyarakat luas untuk dibaca. Rangkaian proses ini pasti dilakukan dengan nikmat. 

Saya ingat satu pengalaman saya ketika menempuh studi S2 di Salatiga. Pada semester 3 saya sudah berencana menulis tesis dengan pendekatan kuantitatif. Mengapa? Karena waktu saya S1, saya menulis skripsi dengan pendekatan kualitatif dan saya 'dibabat' habis selama sejam di ruang ujian oleh para penguji. Mengingat penguji saya juga seorang senior dengan kiblat kualitatif. Beliau tahu seluk-beluk kualitatif sehingga beliau banyak menguji saya dengan pertanyaan-pertanyaan menjebak. Pada saat tesis, saya menulis menggunakan pendekatan kuantitatif. 

Untuk keputusan itu maka saya mulai mempelajari metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Saya membaca buku-buku dan artikel terkait pendekatan ini. Dan saya tahu bawa saya harus belajar otodidak untuk dapat mengoperasikan alat analisis statistik. Waktu itu (2012), Structural Equation Model (SEM) sedang 'naik daun'. Saya membeli buku yang ditulis oleh Prof. Imam Ghozali dan Hengky Latan. Saya membaca semua isinya. Dan pada akhirnya daya menemukan cara untuk bagaimana bisa mengambil data, mengolah dan menyajikannya dengan baik. Saya menekuninya.

Tak lama sejak proses otodidak itu, saya naik ujian tesis. Penguji saya adalah dosen yang sama dengan ketika saya ujian skripsi. Semua proses penelitian dan pengambilan data ditelusuri dengan detail. Alhasil, saya lulus dengan nilai A. 

Apa maksud dari kisah ini? Ketika kita merencanakan penelitian di awal, itu menjadi standar kita untuk berusaha. Itulah sebabnya, sangat penting bagi kita untuk menyusun standar bagaimana kita dapat menyelesaikan riset ini dengan baik. Tidak hanya berhenti pada proses penelitian tetapi juga sampai pada proses publikasi.


Read more...

Selasa, 08 Maret 2022

PENTINGNYA ROAD MAP PENELITIAN

0 komentar

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi semakin memfokuskan perhatian terhadap bidang penelitian. Salah satu bentuknya adalah keseriusan dalam membiayai skema-skema penelitian yang ada. Pemerintah tak tanggung-tanggung mengucurkan dana untuk pengembangan ilmu lewat bidang riset ini. Sayangnya, kualitas penelitian kita di Indonesia masih sangat jauh dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya Malaysia. 

Minimal setiap universitas telah merespon perhatian pemerintah ini. Ya, tentu. Ini juga karena tugas Dosen di semua perguruan tinggi adalah melaksanakan Tridharma, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Respon ini harus diikuti dengan keuletan dan ketekunan seorang dosen. Mengapa? Karena untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas maka seorang dosen harus menginvestasikan banyak waktu untuk menyaring intisari dari setiap hasil penelitiannya hingga menghasilkan luaran yang berbobot. 

Dosen harus terbiasa menikmati masa-masa yang panjang saat menunggu hasil reviewer. Ini proses yang tidak boleh dihindari. Sebaliknya harus dinikmati dengan sepenuh hati. 

Semua rencana penelitian itu harus mengacu pada road map penelitian. Road map merupakan peta jalan penelitian yang menjadi arahan bagi semua dosen dalam melaksanakan penelitian. Road map memuat tema dan topik yang perlu diacu oleh dosen. Road map juga berisi indikator capaian yang harus dicapai oleh dosen. Hal ini membantu menyeragamkan arah penelitian agar mencapai visi dan misi fakultas. 

Berharap bidang penelitian dan penulisan artikel ilmiah di Indonesia semakin maju..

Read more...

Senin, 07 Maret 2022

TETAP FOKUS SAMPAI MENGHASILKAN LUARAN

0 komentar
Seorang peneliti perlu jiwa tenang. Bukankah begitu? Peneliti harus menampung banyak ide di dalam kepalanya untuk perlahan-lahan dituangkan pada naskah. 
Saya mengawali tulisan ini dengan penegasan seperti ini. Ini memang hanya opini namun saya rasa ada benarnya. Ya, seperti tulisan saya pada bagian sebelumnya bahwa penulis tidak boleh memaksakan asumsinya untuk diterima pembaca. Nah, kali ini pun saya tidak memaksa pembaca untuk menerima opini seperti ini. 
Poin dari apa yang barusan saya jelaskan adalah bahwa proses menulis merupakan suatu proses panjang penuangan ide ke dalam tulisan. Ini merupakan proses transfer ilmu yang dapat dilakukan oleh seorang penulis. 
Ini alasan mengapa peneliti perlu memiliki jiwa yang tenang. Peneliti dapat menuangkan setiap gagasannya dengan maksimal jika pikirannya jernih dan tenang. Ini juga merupakan latihan agar ketika peneliti diberikan kesempatan menerima dana hibah penelitian maka mereka terbiasa mengerjakan dengan tenang sampai selesai, menghasilkan luaran. 
Luaran dari sebuah penelitian dapat berupa publikasi artikel pada jurnal, buku, paten, HAKI, dan produk lainnya. Alur proses penelitian berakhir pada luaran ini. Tingkat fokus kita menentukan kualitas luaran yang dihasilkan. 
Hal penting lainnya adalah, memilih tim kolaborasi yang tepat. Sebaiknya berkolaborasi dengan teman dosen lain agar bisa saling mengisi dan berbagi. Tingkat kemampuan meneliti kita dapat dipertajam oleh rekan kita. Jadi belajarlah membuka diri dan berbaur dengan tim. Toh, luaran yang dihasilkan akan bermanfaat bagi Fakultas dan Universitas tempat kita mengabdi, bukan? 

Kita perlu memiliki target luaran juga di setiap semester. Mengapa? Agar kita bisa menikmati setiap level penelitian. Tidak hanya level pemula tetapi bisa sampai pada level terapan. Saya pribadi masih berada pada level pemula namun berkerinduan agar bisa naik level setiap tahunnya. Ya, tentu jika Tuhan menghendakinya. 


Read more...

Minggu, 06 Maret 2022

PERTAJAM KOMPETENSI

0 komentar

Dunia kerja saat ini membutuhkan sesuatu yang disebut kompetensi. Tidak heran jika pengangguran semakin banyak. Ada jurang yang besar antara dunia kerja dan dunia lapangan kerja. Tersedia banyak orang di lapangan kerja namun sayangnya tidak semua seperti yang dibutuhkan dunia kerja. Dunia kerja dsn lapangan pekerjaan bagaikan 2 orang yang ingin bertemu namun tak kunjung ketemu karena tidak bisa.

Ada persepsi yang berbeda antara dunia kerja (user) dengan dunia pencetak tenaga kerja (perguruan tinggi). Menurut dunia kerja, tenaga kerja yang mereka rekrut adalah orang yang siap bekerja, memiliki kompetensi dan kualitas kerja. Sedangkan menurut pencetak tenaga kerja (vendor/perguruan tinggi), tenaga kerja adalah ada semua mahasiswa yang sudah lulus dari kampus, baik yang memiliki kompetensi (kualitas) maupun yang tidak. 

Persepsi ini harus disamakan terlebih dahulu. User dan vendor perlu bertemu untuk mendiskusikan hal ini. Sebagai vendor tenaga kerja, perguruan tinggi harus membuka telinga dan hati untuk menerima masukan dari user. Kita tidak dapat memungkiri bahwa zaman sudah berubah. Perguruan tinggi yang jadi ujung tombak untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa kita. Hak ini berarti perguruan tinggi adalah penentu terpenuhinya pasar kerja. Ini bukan sembarangan peran. Ini artinya tingkat pengangguran ditentukan juga oleh kualitas perguruan tinggi. 

Dalam data ada fenomena yang ironis. Satu sisi, pelaku usaha atau pengguna merasakan kesulitan mencari SDM seakan-akan manusia di Indonesia sudah tidak ada. Di sisi lain masyarakat yang mencari pekerjaan juga sulit mendapatkan pekerjaan. Ini ada gap / jurang yang sangat dalam yang memisahkan faktor demand of labor dan supply of Labor. Analoginya adalah seperti 2 orang yang mau ketemu tetapi susah ketemu.

Apa saja faktor yang membuat kedua dunia ini sulit bertemu? Kualitas SDM dan Infrastruktur.

Saya akan mengulas kedua aspek ini secara ringkas.

  1. Kualitas SDM. Persepsi antara bank dan SDM yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi sangat berbeda. Bank pernah mengatakan bahwa: "kami berani bayar mahal untuk rekrut SDM, tapi kami tidak menemukan orang yang pas dengan kebutuhan kami." Padahal almamater setiap tahun mengeluarkan lulusan. "BCA yang butuh pegawai 40 saja sulit dapat. Apa yang menyebabkan? Apa yang jadi isu? Kalau BCA yang ngomong berarti ini seluruh Indonesia. Di Jakarta juga sama fenomenanya. Tapi toh mereka juga demikian." Orang yang baru keluar dari kampus itu layaknya baru jadi Barang Setengah jadi. Butuh waktu panjang untuk jadi yang barang jadi. 
  2. Infrastruktur. Saat ini cara belajar dan media yang digunakan untuk belajar masih terbatas. Saat mahasiswa keluar dari kampus tidak seindah yang mereka dengar di kampus. Negara2 Skandinavia bisa membuat SDM mereka sangat keren. itu negara yg paling maju SDMnya. Anak-anak  perlu disuruh belajar sesuai hoby. Tidak dengan aturan-aturan yang seragam sehingga mereka fokus atau ahli di bidang yang mereka anggap susah. 

Ada fenomena yang seperti ini: dia sudah sarjana akuntansi, tetapi tak sadar. Dia tidak siap. Pendekatan untuk kasus seperti ini adalah learn by doing. Dipicu dengan silabus dan beri proyek. Pendekatannya memang harus interaktif. Banyak kelemahan dari mahasiswa; mereka tidak siap masuk lapangan kerja. Sampaikan pendapat saja tidak berani. Dosen juga mungkin belum siap hadapi perbedaan pendapat. Ini masalah yang paling mendasar. 

Ilmu sangat mudah diperoleh. So softskill yang ditingkatkan. Beri mereka pendapat untuk sampaikan pendapat. 

Sebagai dosen, dekatkan anak-anak dengan IT. How do PowerPoint. Challenge mereka untuk presentasi. Minimal 10 orang presentasi 1 kelas. Nilai dari UAS dan UTS bobotnya 30%. Bobot terbesar adalah interaktif dan karakter. Selain itu, ajarkan mereka bagaimana cara berbicara di depan publik. Kalau hanya dengar dari dosen: mereka dapat sarjana saja. Skill nya tidak. Dosen harus menstimulus apa anak utk aktif, berkompeten dan berkarakter baik.

Ada beberapa stimulus yang dapat diberikan bagi mahasiswa, antara lain:

  • Kemampuan bahasa asing
  • Kemampuan IT (membuat slide, presentasi yang bagus). Beri tugas saja dan suruh mereka. 

Read more...

Sabtu, 05 Maret 2022

MEMAKNAI TULISAN

0 komentar

Salah satu cara menghindari plagiasi adalah memaknai setiap kalimat demi kalimat yang kita tulis. Mengapa? Karena setiap kalimat yang kita maknai pasti berbeda dari orang lain. Kalaupun sama, tentu tidak akan sama persis. Kekuatan memaknai membawa tulisan kita kepada apa yang disebut dengan original. 

Saat ini, era yang semakin canggih telah menciptakan aplikasi yang membantu pengecekan plagiasi dari sebuah tulisan. Salah satu yang paling 'sadis' adalah Turtinin. Pengecekan dengan aplikasi ini menghasilkan tingkat plagiasi yang lebih tinggi dibanding hasil pengecekan dengan menggunakan aplikasi lain, seperti Plagiarism Checker. Perbedaannya lumayan jauh. 

Pada tulisan kali ini, saya mau fokus pada pemaknaan kalimat dalam tulisan. Misalnya, jika kita merangkai kalimat, upayakan agar kalimat tersebut nyambung dengan kalimat sebelumnya. Beberapa tips yang sekiranya perlu kita perhatikan untuk menghindari plagiasi:

  1. Pharaprase. Gunakan bahasa kita sendiri. Janganlah coba-coba untuk meng-copy-paste kalimat dari sumber apapun. Sebagai alternatifnya, kita dapat meng-kalimatkan kembali kalimat tersebut. Istilah umumnya adalah parafrase.
  2. Depth Read. Membaca mendalam. Menggali apa yang kita baca sampai kita benar-benar mengerti. 
  3. Understand. Cobalah untuk memahami kalimat demi kalimat yang sudah kita ketikkan. Jangan sampai Anda sendiri tidak paham. 
  4. Be brave to sounding our argument. Kalimat kita tidak mungkin sama seperti kalimat orang lain. Untuk itu, pakailah kalimat kita. Beranilah mengungkapkan argumen kita di dalam teks. 
Sedapat-dapatnya kita harus berupaya agar argumen kita yang menguasai isi artikel kita. Mengapa? Karena artikel akan dipublikasikan atas nama kita, jadi jangan takut untuk mengutarakan argumen kita. Hanya saja kita perlu membaca banyak sebelum berargumen.

Saya teringat pengalaman ketika belajar di bangku S2 kala itu. Kita disuruh membaca artikel jurnal sebanyak-banyaknya sebelum menulis tesis. Benarlah adanya. Sebelum berargumen kita perlu banyak membaca. Ini membantu kita untuk melakukan pemaknaan yang mendalam terhadap kalimat demi kalimat yang kita tulis. Iya, menghindari plagiasi. Seperti saya yang menulis pada moment ini pun saya mencoba untuk memaknainya sebegitu rupa sehingga saya memahaminya sebelum orang lain membacanya. 

Menulis dan meneliti membutuhkan investasi waktu yang sangat besar. Ini proses yang sangat panjang. Banyak sekali pengalaman para profesor yang jatuh bangun dalam proses ini. Namun karena ketekunan adalah kesukaan mereka maka gelar profesor bisa diraih. Seorang profesor dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Bapak Muh. Firdaus pernah membagikan pengalamannya di forum Kuliah Umum Online (Kulon) Ekonometrika. Beliau sudah terbiasa dengan penolakan dari berbagai jurnal. Itu perjalanan awal. Biasa itu. Namun karena kecintaannya pada menulis dan meneliti maka beliau tidak berhenti saat mengalami penolakan demi penolakan. Beliau terus mencari tahu letak kesalahan yang membuat Editor Jurnal menolak artikelnya. 
Proses ketekunan inilah yang membuat beliau sarat dengan pengalaman.

Read more...

Jumat, 04 Maret 2022

RAJIN SIRAM

0 komentar

Ada pepatah yang mengatakan seperti ini "1000 langkah selalu diawali dengan satu langkah pertama."  Apa makna yang tersirat di balik pepatah ini? Kemauan kita untuk memulai sesuatu sangat menentukan apa yang akan kita raih di ribuan hari mendatang. Keputusan yang disertai dengan aksi di langkah pertama sama signifikannya dengan setengah perjalanan yang sudah kita selesaikan. Mungkin ada teman pembaca yang belum memahami, tidak mengapa. Perlahan-lahan jika dibayangkan terus pasti paham.

Air mengalir lancar pagi ini. Saya menyiram seluruh tanaman bunga di depan rumah. Setelah saya perhatikan dengan teliti sebagian besar bunga sudah harus dipindahkan ke wadah yang lebih besar. Alasannya karena bunga-bunga itu semakin besar. Akar-akarnya semakin sulit merambah ke bawah karena dibatasi oleh pot. Proses menyiram bunga yang saya lakukan setiap hari ternyata membuat bunga-bunga makin besar. Ada pertumbuhan yang terjadi di luar dugaan kita. 

Proses penulisan juga sama seperti proses menyiram bunga di atas. Ketika kita rajin menulis, lambat-laun kita dapat merasakan ada pertumbuhan di dalam diri kita. Misalnya, kita semakin terampil menata kalimat di setiap paragraf. Kita semakin cepat menulis jika dibandingkan dengan sebelumnya. Kita semakin mudah menemukan ide atau permasalah yang perlu ditulis. Itulah pertumbuhan yang kita dapat ketika kita rajin menulis. Tentu saja ini harus dibarengi dengan hati. Seperti tulisan paling awal di "Serial Menulis 400 Kata per Hari" ini.

Bunga terus bertumbuh ketika disiram dengan konsisten. Ketika tumbuh, wadahnya sudah harus diganti. Bunga tersebut harus berpindah ke pot yang lebih besar. Sama halnya dengan kita yang rajin menulis. Perlahan-lahan pertumbuhan sedikit demi sedikit itu akan membawa kita pada wadah yang lebih besar. 

Tulisan ini sama sekali bukan asumsi, ya! Ini adalah fenomena pertumbuhan yang terjadi di alam. Di mana-mana, semua makhluk hidup yang diberikan makanan atau minuman, pasti mengalami pertumbuhan. Demikian juga dengan kita, penulis. Menulis itu proses kita memberi makan otak dan syaraf-syaraf yang membantu kita berpikir. Lambat-laun akan bertumbuh dan lebih produktif.

Sayangnya, ada variabel yang dapat mengganggu tingkat kerajinan seseorang untuk menulis atau meneliti sesuatu. Variabel tersebut adalah variabel kemalasan. Ini variabel yang sangat berbahaya jika seseorang sudah terinfeksi olehnya. Tingkat kerajinan dan kemalasan yang merupakan variabel laten ini sangat menentukan pertumbuhan kita. Variabel "Jangka Waktu" yang menentukan apakah terjadi pertumbuhan atau tidak. Jika tidak terjadi pertumbuhan berarti ada indikasi kita berpihak pada variabel kemalasan. Sebaliknya, jika terjadi pertumbuhan yang pesat maka kita berdiri bersama-sama dengan variabel kerajinan.

Rajin menyiram! Nothing to loose!

Read more...

Kamis, 03 Maret 2022

KEADILAN

0 komentar
Hari ini kami menghadiri acara kedukaan dari salah satu sahabat saya. Oma dari sahabat saya ini meninggal. Kepergian orang yang dikasihi memang menyedihkan, namun kita tidak dapat menyelami pekerjaan Allah. Dia adil dalam semua hal yang dikerjakan-Nya. Oma dari sahabat saya ini meninggal di usia 90 tahun. Beliau sudah terbaring di tempat tidur bertahun-tahun dan dilayani dengan sangat baik oleh anak sulungnya. 

Saya melihat peristiwa ini mengandung unsur keadilan Tuhan. Mengapa? Ketika manusia kembali kepada Pencipta-Nya itu berarti dia sudah terlepas dari segala kesakitan. Orang yang mengurusnya juga lepas dari padatnya jam untuk merawatnya. Tuhan Maha Adil. 

Keadilan disebut keadilan jika ada pertimbangan yang sama rata antara dua pihak atau lebih. Sisi kiri dan kanan tetap balance. 

Saya teringat pengalaman ketika duduk di semester 1 kuliah, dosen saya menjelaskan bahwa ilmu akuntansi yang kami pelajari saat itu adalah sebuah seni untuk mencatat di bagian debit dan kredit. Ini untuk memastikan bahwa setiap angka yang dimasukkan dalam jurnal adalah seimbang. Jika tidak seimbang maka pasti ada masalah di sana. Kita harus mengecek lagi. Jangan-jangan ada item yang belum diperhitungkan untuk dimasukkan dalam catatan.

Menurut hemat saya, penelitian di bidang akuntansi yang secara spesifik membahas tentang prinsip keadilan adalah pada anggaran daerah. Anggaran merupakan planning yang diukur dengan nilai rupiah untuk direalisasikan pada periode berjalan. Anggaran harus memuat unsur keadilan. Mengapa? Karena daerah memiliki banyak sekali unit kerja dan fokus.

Kali ini saya fokus pada keadilan anggaran saja dulu. Anggaran harus mencakup kebutuh seluruh kelompok masyarakat. Inilah yang disebut dengan keadilan gender. Gender bukan merupakan jenis kelamin (laki-laki atau perempuan). Gender menunjuk pada kelompok masyarakat yang ada. 

Jika anggaran tidak tidak adil maka tentu ada unsur yang belum diperhitungkan untuk dimasukkan. Ini akan munculkan masalah jangka pendek maupun jangka panjang. Anggaran harus adil gender. 
Read more...

Rabu, 02 Maret 2022

HIKMAT MEMILIH & MEMILAH

0 komentar

Sore tadi saya pergi ke pasar untuk mencari lauk-pauk buat makan malam dan besok hari. Sepanjang perjalanan dari rumah menuju pasar saya terus berpikir ikan dan sayur apa yang harus saya beli agar suami dan orang di rumah makan dengan lahap. Saya menelusuri padatnya jalan raya di tengah pasar supaya bisa menemukan para penjual ikan dan sayur. Harga jual ikan dan sayur sangat murah hari ini. Tidak seperti biasanya. Meskipun begitu, saya tetap berpikir panjang sebelum mengambil keputusan membeli. Saya menimbang-nimbang, jika makan malam, suami akan senang makan sayur kangkung. Jika demikian, maka saya harus membeli Ikan Momar (Bahasa Ambon) untuk dimasak berkuah kuning. Ini paduan yang pas untuk makan malam keluarga. 

Jumlah ikan yang tersedia di pasar sampai sore ini sangat banyak. Itu sebabnya harga ikan sangat murah. Penjual rela memberikan harga murah yang penting dagangan ikan laris. Harga normal ikan adalah Rp 20.000 per wadah. Sore ini harganya turun menjadi Rp 10.000,-. Sungguh, pasar sangat padat sore ini. Penjual begitu bersemangat menawarkan ikan kepada pengunjung pasar. Di sebelah kanan jalan juga tampak ibu-ibu pedagang sayur tengah berteriak menawarkan sayurnya. Harga normal biasanya Rp 5.000,- per ikat. Sore ini menjadi Rp 3.000,- per ikat. 

Melimpahnya ikan dan sayur di pasar menjadi simbol banyaknya teori dan data di lapangan ketika hendak melakukan penelitian. Seorang peneliti harus memiliki hikmat untuk memilih mana teori dan data yang tepat untuk menjawab permasalahan yang ada. 

Saya teringat pengalaman mengikuti forum diskusi dengan rekan-rekan akademisi di Manado. Ibu Pembicara menyatakan bahwa teori dan data itu bagaikan sayur dan bumbu yang akan kita masak di dapur, sedangkan metodologi adalah pisaunya. Metodologi digunakan untuk memotong sayur dan data yang sudah kita pilah. Metodologi yang meracik semua bahan tersebut untuk menjadi sajian lezat bagi pembaca (penikmat). Sajian lezat ini tentu menjawab permasalahan (kelaparan) yang sudah diungkapkan dalam bagian latar belakang. 

Setiap tahapan dalam proses penelitian sangat penting. Tidak ada bagian yang tidak penting. Oleh karena itu, seorang peneliti harus memiliki hikmat untuk memilih mana teori yang tepat untuk menjawab persoalan penelitian yang diangkap. Selanjutnya, hikmat untuk mencari data dan memilih data yang tepat untuk diolah demi menjawab persoalan. Semua ini adalah bagian integral, tidak dapat dilepaspisahkan. 

Tak ketinggalan metodologi penelitian. Tentu harus memilih metode yang tepat. Metode adalah cara untuk memasak / mengolah bahan-bahan (referensi & data) untuk menjadi sajian penelitian yang menjawab kebutuhan. Sudah saatnya, kita melihat proses penelitian sebagai sesuatu yang mudah, sederhana, dan menyenangkan. Penelitian itu sama seperti memasak. Ya, kita harus siapkan bahan-bahan terlebih dahulu. Selain itu, mengasah pisau kita sejak dini biar selalu tajam untuk memilih dan memilah. Tentu dengan hikmat. 

   

Read more...

Selasa, 01 Maret 2022

MEMULAI PERJALANAN

0 komentar

Subuh ini saya terbangun dari tidur pulas. Tiba-tiba terbangun. Saya dibangunkan oleh ingatan akan artikel yang saya baca tadi malam. Semalam saya membaca sebuah artikel penuh makna dengan judul "Rayakan Ulang Tahun, Dosen di Aceh Rilis 44 Buku". Artikel ini seperti menampar saya yang sudah lama tertidur dalam kenyamanan. Pagi itu, saya menyalakan laptop dan dengan sendirinya kekuatan itu datang untuk memulai perjalanan menulis itu. Literasi memang harus dimulai dengan ketekunan dan kekuatan hati. Alasannya, akan ada musim dimana seseorang menjadi lelah dan malas. Ini yang saya alami satu tahun belakangan ini. Saya memang melakukan penulisan artikel ilmiah dan mengirimkannya kepada Jurnal agar dapat dimuat, namun saya merasa tidak begitu disiplin. Tidak sedisiplin penulis-penulis lain, salah satunya penulis yang artikelnya membangunkan saya dari tidur panjang ini. Penulis senior ini menghabiskan waktu setiap hari untuk menulis minimal 400 kata per hari. Setiap hari. 

Inilah unsur ketekunan itu. Di dalam musim apapun, seorang expert (ahli) ataupun calon expert harus berlatih. Seorang penulis berlatih menulis. Seorang dosen, berlatih membaca, belajar, dan menulis. Seorang pemusik berlatih main alat musik. Seorang atlit lari berlatih lari di lapangan. Ini unsur yang harus dilakukan oleh seorang ahli atau calon ahli. Saya teringat sebuah kata pepatah yang berbunyi "seribu langkah selalu diawali dengan satu langkah."

Perjalanan seorang penulis tidak dibangun satu dua hari. Perjalanan panjang itu dibangun bertahun-tahun bahkan seumur hidup. Niat menulis juga harus berangkat dari hati nurani. Mengapa? Karena sesuatu yang lahir dari hati akan menyentuh hati. Penulis yang menulis dengan hati akan menancapkan pesan ke hati pembaca juga. Memang tidak dapat digeneralisasi juga, namun kecenderungannya seperti itu. 

Teringat saya pada satu pengalaman unik dan bermakna dari seorang penulis yang juga berprofesi sebagai dosen. Beliau mengabiskan waktu hampir 18 jam per hari untuk menulis. Wow! Nyaris 24 jam. Sehari penuh. Beliau selalu mulai menulis di pukul 02.00 subuh dan bisa selesai di besok malam. Saya yakin beliau pasti mencintai pekerjaan menulis. Beliau menulis dengan hati sehingga rela menghabiskan waktu begitu banyak di depan laptop. Beliau menyatakan kesenangannya ketika melihat naskah telah selesai. 

Menulis tidak dapat kita anggap remeh. Menulis itu proses mengikat ilmu sehingga tidak boleh sembarang menulis. Pastikan kita tidak berasumsi dengan tulisan kita namun based on data. Let data speaks. Ini menyiratkan bahwa penulis harus jujur. Jangan membuat justifikasi agar asumsi kita diterima. Menjadi penulis harus menulis sesuai data, berusaha memahami data, dan apa yang didengar serta dilihat di lapangan. Ini alasannya mengapa pekerjaan menulis harus dimulai dari hati nurani.

Tulisan di awal perjalanan ini mengingatkan saya secara pribadi agar menjadi penulis yang jujur dan tidak bersandar pada pengertian sendiri. Untuk memulai setiap perjalanan, apapun perjalanan itu, pastikan kita memulainya dari HATI.


Read more...